Waroeng-7

Jangan sembarangan mencat tembok, terlebih lagi bila ada hubungannya dengan kepercayaan/keyakinan. Seperti halnya di Setra Karang Jangkong, Cakranegara. Gara-gara Pemerintahan Kecamatan Cakranegara mencat tembok penyengker Setra  dengan warna kuning, Pengurus Krama Pura Karang Jangkong pun protes. Mereka menolak temboknya dicat warna kuning, terlebih lagi adanya tulisan-tulisan tertentu pada badan tembok yang menimbulkan kesan tembok setra bak papan reklama..
‘’Terus terang kami sangat menyesalkannya. Pengecatan tersebut sama sekali tidak ada koordinasi dengan pengurus krama pura. Tiba-tiba dicat begitu saja dengan warna yang tidak sesuai dengan setra dan Pura Dalem,’’ kata Dr. Ir. IGL Media, M.Si, penasehat Krama Pura Dalem Karang Jangkong, Selasa 15/3) kemarin. Dia mengatakan telah mengadakan rapat terkait pengecatan tersebut, Minggu (13/3). Dalam rapat pengurus krama pura menyatakan menolak dan minta pengecatan tersebut dihentikan. ‘’Rapat memutuskan agar pengecatan dihentikan sambil menunggu koordinasi lebih lanjut,’’ kata Lanang Media yang juga Ketua Harian PHDI Kota Mataram itu.
Pantauan koran ini, tembok penyengker Setra Karang Jangkong yang berada di tengah Kota Mataram dari sebelah utara (depan) dicat dengan warna kuning yang mencolok. Pada bagian atas (atap) tembok dan pilarnya diberi warna coklat tua (seperti paras), sementara badan tembok dicat warna kuning. Praktis, warna kuning sangat mencolok. Sedangkan badan tembok bertuliskan, ‘’Mataram, Maju, Religius dan Berbudaya’’. Tak hanya di depan, di sebelah barat bagian utaranya juga dicat warna kuning mencolok. Ada juga warna merah di sebelah selatan.  Namun hingga kemarin, di sebelah barat belum terdapat tulisan sebagaimana di depannya.
Warna Politik
Pada setiap pura, memiliki etika dan estetika. Tidak sembarang warna bisa dipergunakan. Terlebih lagi, bila warna yang dipergunakan sangat dekat dengan symbol politik. ‘’Ada etika, dan juga harus memenuhi unsur estetika—di pura mana, dan warna apa yang pas. Jadi tidak sembarang warna cat bisa dipergunakan,’’ katanya seraya menyatakan banyak yang menyatakan protes dengan pengecatan tersebut.Terlebih lagi warna yang dipergunakan tidak sesuai dengan setra dan Pura Dalem yang selama ini menggunakan warna gelap. Lebih parah lagi dengan adanya tulisan-tulisan di badan tembok membuat tembok setra terkesan menjadi papan reklama. ‘’Ini yang tidak bisa diterima oleh teman-teman pengurus krama pura. Apalagi pengecatan tersebut tidak ada koordinasinya dengan kami, sebagai pengurus krama pura,’’ katanya seraya mengatakan, pengurus pura sebelumnya telah berencana untuk melakukan pengecatan dengan warna yang sesuai dengan setra dan Pura Dalem yaitu dengan warna gelap. ‘’Sebelumnya kami telah merencanakan bakal mencat dengan warna gelap,’’ katanya.
Media mengatakan, atas penolakan tersebut, Pengurus Krama Pura Dalem Karang Jangkong melayangkan surat yang ditujukan kepada Camat Cakranegara, yang ditembuskan kepada Walikota Mataram, Wakil Walikota mataram dan pihak terkait lainnya. (yad)
source : Fajar Bali

Categories:

One Response so far.

  1. Om swastiastu...
    Saya sangat setuju sekali dgn dilayangkan protes tsb tapi apa sampai sekarang masih saja saya lihat tembok penyengkernya berwarna kuning. Jika memang Pengemong Pure Dalem Karang jangkong mestinya transparant thdp warga dan umat kita jadi kami siap melakukan gotong royong total membersihkan SETRE dan CAT KUNING tsb.

    Dan ingin saya sampaikan kalo bisa iklan iklan baliho itu juga di protes bila tidak ada tanggapan KITA copot aja rame-rame. Dan masih sampai sekarang menjadi pertanyaan saya adalah kok sebelah Barat SETRE di jalan BUNG KARNO ada saya lihat PLANG yang bertuliskan TANAH INI MILIK PEMPROP SELUAS...., MENGGUNAKAN SERTIFIKAT HAK GUNA PAKAI.

    tolong jelaskan kepada kami sebagai umat yg menggunakan setre tsb? jika trs didiamkan setre akan habis. dan bisa memicu konflik. suksme.

Leave a Reply