Waroeng-7

Serombongan keluarga berpakaian putih menaiki tangga Makam Jayaprana dan Layonsari menjadi alasan Tim Bali untuk mengetahui lebih dalam lagi mengenai tempat tersebut. Terceritakan dua anak desa Jayaprana dan Layonsari, suami-istri yang saling mencintai hingga keharmonisan mereka terganggu karena Raja Kalianget tertarik pada kecantikan Layonsari. Dengan liciknya, sang Raja menyuruh Jayaprana pergi ke hutan dan dibunuhlah ia di sana. Sang istri, Layonsari, mengetahui kabar tersebut kemudian bunuh diri.
Makam yang terletak di kawasan Taman Nasional Bali Barat itu menjadi tujuan rombongan keluarga tadi. Setibanya di tangga teratas, rombongan itu menuju pura untuk disucikan dengan Tirta Amerta (air suci) dan kemudian mereka memasuki sebuah ruangan dalam bangunan seperti balai desa beratap rendah. Sepasang patung lelaki dan perempuan yang menggambarkan sosok Jayaprana dan Layonsari, mengisi tepat di tengah ruangan.
Sepertinya suatu upacara akan terjadi di ruangan itu. Dengan menanggalkan sepatu dan berjalan jongkok supaya tinggi mereka tidak melebihi tinggi sang patung, prosesi upacara pun dimulai. Ketidaktahuan Tim Bali akan bahasa daerah setempat, membuat kami terpaku mengikuti upacara tanpa tahu maksudnya.

Di tengah khitmahnya upacara, pandangan teralihkan ketika seorang wanita dengan sedihnya mengaku dan menyesal karena ia telah berselingkuh dari sang suami. Ternyata upacara tersebut adalah pengakuan dosa di hadapan leluhur, dengan harapan suatu keburukan tidak akan terjadi lagi di kemudian hari.
Sebuah kesaksian kisah sedih di hari Senin, 4 Oktober 2010 itu, telah membawa Tim Bali ke penghormatan terhadap makam yang dulu sempat menjadi tujuan wisata paling popular di Bali itu.

Categories:

Leave a Reply