Waroeng-7

BANYAK cerita yang dibuat orang tentang Pura yang satu ini. Salah satunya adalah cerita yang berhubungan dengan pengayah ('pembantu'). Bukan pembantu rumah tangga seperti kasus di atas, tapi pembantu ''alam lain'' di pura itu. Cerita ini sering dituturkan oleh orang-orang tua, terutama ketika Bali mengalami apa yang disebut grubug, sejenis wabah, atau sampar.
Pada masa grubug konon banyak orang mati secara misterius. Pagi sehat, siang sakit, sore mati. Dalam sehari orang-orang bisa lima kali lebih bulak-balik ke kuburan untuk menguburkan sanak saudara, teman, tetangga. Tidak hanya itu, pada masa grubug konon banyak pula orang melihat berbagai makhluk alam lain yang berwujud aneh-aneh di siang bolong, di jalan, di tegalan, di sawah, di sungai, bahkan di pekarangan rumah. Pada malam hari sering terdengar suara memanggil-manggil dari pekarangan atau dari jalanan. Konon kalau ada yang sampai telanjur menyahut, maka esok harinya adalah gilirannya mati. Begitulah antara lain penuturan mereka tentang grubug. Penuturan secara lisan tentu jauh lebih seram daripada apa yang mampu ditulis di sini.

Apa yang terjadi? Orang-orang tua dulu punya penjelasan tersendiri. Katanya utusan Bathari yang sakti yang beristana di Pura Dalem Ped sedang menyusup ke desa-desa di seluruh Bali bertugas mencari orang-orang yang akan dijadikan pengayah di pura itu. Penjelasan itu sangat mereka yakini, selain karena didukung oleh pembenaran suara balian taksu (medium) yang kerasukan, juga karena peristiwa mencekam itu terjadi berulang kali sesuai dengan siklus waktu tertentu. Begitulah cerita yang tersebar, warisan dari masa lalu.

Masih ada tambahan penjelasan dari cerita itu. Konon yang direkrut sebagai pengayah adalah orang-orang yang tidak mengenakan gelang tridatu, yaitu gelang yang dibuat dari benang tiga warna: putih, merah, hitam. Juga orang-orang yang pintu pekarangan dan pintu rumahnya tidak dipasangi sarana penolak yang terdiri dari ujung daun pandan berduri, kasa putih berajah, dan selengkapnya.
Begitulah cerita yang tersebar di balik grubug: roh orang yang mati menjadi pembantu alam lain di Pura Dalem Ped Nusa Penida. Bagaimana cara memahami peristiwa epidemik yang berubah menjadi cerita mistis ini?
Bermacam-macam pemahaman orang. Ada yang memahaminya sebagai versi berbeda atas ''sejarah resmi'' yang selama ini mendongengkan Nusa Penida sebagai tempat pembuangan orang-orang yang dihukum oleh raja-raja Bali. Ada pula yang memahaminya sebagai ''perlawanan mistis'' ala Nusa Penida terhadap dominasi Bali. Atau sebaliknya, justru sebagai pengakuan Bali atas 'kedaulatan'' Nusa Penida, karena cerita itu ada di Bali. Dan jangan lupa, banyak yang memahaminya sebagai kebenaran apa adanya. Maksudnya, memang benar utusan Bathari Pura Dalem Ped melanglang di Bali mencari calon pengayah.

Lalu, apa hubungannya orang kota di Bali sekarang yang mencari pembantu dari Nusa Penida?

Entahlah. Sepintas lalu keduanya seperti tidak berhubungan. Yang satu adalah fakta sekarang, sedangkan yang satunya lagi adalah cerita masa lalu. Yang satu murni urusan domestik, sedangkan yang satunya lagi menyangkut urusan mistik. Yang satu bisa dijelaskan dengan sederhana dan rasional, sedangkan yang satunya lagi rumit dan cederung irasional. Yang satu berhubungan dengan kehidupan di rumah tangga, sedangkan yang satunya lagi berhubungan dengan kehidupan di alam lain. Jadi, ''barangkali'' keduanya terpisah. Barangkali sangat berhubungan!

Sebuah selat menghubungkan atau memisahkan Nusa Penida dengan Bali?

Categories:

2 Responses so far.

  1. Bingung mencari kendaraan?
    Bingung menyewa kendaraan dimana?
    Bingung mencari harga yang pas?
    Share Trans solusinya.
    Share Trans merupakan jasa penyewaan mobil online yang menghubungkan calon penyewa mobil dengan Rent Car atau Owner yang menyediakan kendaraan
    Kontak Info 087865097776/08990151556 atau cek di website kami www.sharetrans.id

Leave a Reply